keseimbangan ekosistem

Posted on 01.31 In:
vidio keseimbangan ekosistem

Sumber Daya Alam

Posted on 01.23 In:
Vidio sumber daya alam

panca indera

Posted on 01.20 In:
Vidio Panca indera


sistem pemerintahan desa

Posted on 01.16 In:
Vidio sistem pemerintahan desa
Assalamualaikum.... untuk mempermudah adik-adik sekalian memahami apa-apa saja sistem pemerintahan didesa silakan saksikan vidio di bawa ini......

memahami KPK

Posted on 01.06 In:
VIDIO MEMAHAMI TENTANG KPK



Assalamualaikum... baiklah disini  saya akan mencoba memposting materi tentang KPK kelas 4 SD agar adik-adik lebih memahami KPK dengan mudah.

Pengertian Cahaya

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern.( Sumber : Wikipedia )


Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan sehingga kita bisa melihat benda tersebut. Oleh sebab itu kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut, dan cahaya yang mengenai benda tersebut dipantulkan oleh benda ke mata. Meskipun benda terkena cahaya, jika pantulannya terhalang maka kita tidak dapat melihat benda tersebut, misalnya suatu benda yang berada di balik tirai atau tembok. Sebuah benda dapat dilihat oleh mata kita karena adanya cahaya yang dipantulkan dari benda tersebut sehingga sampai ke mata.

Berdasarkan sumbernya, cahaya dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
• Cahaya yang berasal dari benda itu sendiri, seperti matahari, senter, lilin, dan lampu.
• Cahaya yang memancar dari benda akibat pantulan cahaya pada permukaan benda tersebut dari sumber cahaya. Misalnya, jika kita melihat benda berwarna biru, artinya benda tersebut memantulkan cahaya berwarna biru.

Berdasarkan dapat dan tidaknya benda memancarkan cahaya, benda dikelompokkan menjadi 2 yaitu benda sumber cahaya dan benda gelap. Benda sumber cahaya dapat memancarkan cahaya. Contoh benda sumber cahaya yaitu Matahari, lampu, dan nyala api. Sementara itu, benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya. Contoh benda gelap yaitu batu, kayu, dan kertas.

Sifat-sifat Cahaya

Cahaya memiliki beberapa sifat yaitu menembus benda bening, dapat dipantulkan, merambat lurus, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan. Untuk lebih jelasnya simak pembahasan sifat-sifat cahaya berikut ini.

1. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening 

Cahaya menembus benda bening
Benda bening adalah benda yang dapat ditembus oleh cahaya. Contoh benda bening antara lain kaca, mika, plastik bening, air jernih, dan botol bening. Berdasarkan kemampuan cahaya dalam menembus benda dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
• Benda bening atau transparan, yaitu benda-benda yang dapat ditembus atau dilewati cahaya. Benda bening meneruskan semua cahaya yang mengenainya. Contohnya kaca yang bening dan air jernih.
• Benda translusens, yaitu benda-benda yang hanya dapat meneruskan sebagian cahaya yang diterimanya. Contohnya air keruh, kaca dop, dan bohlam susu.
• Opaque atau benda tidak tembus cahaya, yaitu benda gelap yang tidak dapat ditembus oleh cahaya sama sekali. Opaque hanya memantulkan semua cahaya yang mengenainya. Contohnya buku tebal, kayu, tembok, dan besi.

Sifat cahaya yang dapat menembus benda bening, memungkinkan cahaya matahari dapat menembus permukaan air yang jernih, sehingga tanaman yang hidup di dasar air dapat tetap tumbuh dengan baik. Sifat cahaya yang dapat menembus benda bening ini dapat dimanfaatkan orang untuk membuat berbagai peralatan misalnya kacamata, akuarium, kaca mobil, dan termometer.

2. Cahaya Merambat Lurus

Cahaya merambat lurus
Cahaya akan merambat lurus jika melewati satu medium perantara. Peristiwa ini dapat dibuktikan dengan nyala lampu senter yang merambat lurus. Cahaya yang merambat lurus juga dapat kita lihat dari berkas cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah genting maupun ventilasi akan tampak berupa garis-garis lurus. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa cahaya merambat lurus.

Kegiatan yang dapat membuktikan bahwa cahaya merambat lurus adalah dengan menggunakan karton yang diberi lubang seperti gambar di atas. Ketika lobang karton disusun lurus kita dapat melihat cahaya lilin, namun ketika salah satu lobang digeser kita tidak bisa lagi melihat cahaya tersebut. Sifat cahaya yang selalu merambat lurus ini dimanfaatkan manusia pada pembuatan lampu senter dan lampu kendaraan bermotor.

3. Cahaya Dapat Dipantulkan

Cahaya dapat dipantulkan
Pemantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari permukaan benda yang terkena cahaya. Pemantulan cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus).

Pemantulan teratur adalah pemantulan yang berkas cahaya pantulnya sejajar. Pemantulan teratur terjadi apabila cahaya mengenai benda yang permukaannya rata dan mengkilap/licin. Salah satu benda yang dapat memantulkan cahaya adalah cermin. Cermin merupakan benda yang dapat memantulkan cahaya paling sempurna. Hal ini disebabkan cermin memiliki permukaan yang halus dan mengkilap.

Pada benda semacam ini, cahaya dipantulkan dengan arah yang sejajar, sehingga dapat membentuk bayangan benda dengan sangat baik. Contoh peristiwa pemantulan cahaya adalah saat kita bercermin. Bayangan tubuh kita akan terlihat di cermin, karena cahaya yang dipantulkan tubuh kita, saat mengenai permukaan cermin, dipantulkan, atau dipancarkan kembali hingga masuk ke mata kita.

Sedangkan pemantulan baur terjadi karena cahaya mengenai benda yang permukaannya tidak rata. Contoh pemantulan baur yaitu pada tanah yang tidak rata atau pada air yang bergelombang. Adanya pemantulan baur, tempat-tempat yang tidak ikut terkena cahaya secara langsung akan ikut menjadi terang. Inilah keuntungan adanya pemantulan baur.

Berdasarkan sifat cahaya ini Snellius mengemukakan hukum pemantulan cahaya yang diuraikan sebagai berikut.
a. sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
b. sudut datang sama dengan sudut pantul.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, cermin merupakan salah satu benda yang dapat memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya, cermin dibedakan menjadi 3 yaitu cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung.
a. Cermin Datar
Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar adalah cermin yang biasa kita gunakan untuk berkaca. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar yaitu:
•    Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
•    Bayangan yang terbentuk mirip dengan aslinya namun berkebalikan posisi kanan kirinya.Misalnya tangan kiri akan menjadi tangan kanan pada bayangan kita.
•    Bayangan tegak seperti bendanya.
•    Bayangan bersifat maya atau semu. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar.

b. Cermin Cembung (positif)
Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah luar (konveks). Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya (divergen). Cermin cembung dapat kita jumpai pada kaca spion kendaraan bermotor dan bagian belakang sendok logam. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan diperkecil daripada benda sesungguhnya.

c. Cermin Cekung (negatif)
Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam (konkaf). Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen). Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin. Jika benda dekat dengan cermin cekung, maka bayangan yang terbentuk maya, tegak, dan diperbesar. Jika benda jauh dari cermin cekung, maka bayangan benda yang terbentuk nyata (sejati) dan terbalik. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter.

4. Cahaya Dapat Dibiaskan

Cahaya dapat dibiaskan
Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya saat melewati dua medium yang berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan berbagai alat optik. Pembiasan cahaya menyebabkan terjadinya beberapa peristiwa dalam kehidupn sehari-hari yang diuraikan sebagai berikut.
a. Dasar air yang jernih kelihatan lebih dangkal dari yang sebenarnya.
b. Pensil atau benda lurus lainnya yang diletakkan pada gelas yang berisi air akan terlihat patah atau bengkok.
c. Peristiwa fatamorgana yang terjadi karena berkas cahaya yang berjalan dari udara dingin ke udara panas terbiaskan ke arah horizontal, sehingga suatu benda tampak muncul di atas posisi yang sebenarnya.
d. Uang logam di dalam air jernih kelihatan lebih dekat ke permukaan.
e. Ikan di akuarium kelihatan lebih besar.

Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga berlaku hukum pembiasan cahaya yang diuraikan sebagai berikut.
a. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air.
b. Apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.

5. Cahaya Dapat Diuraikan

Istilah lain dari penguraian cahaya ialah dispersi cahaya. Contoh peristiwa dispersi cahaya yang terjadi secara alami adalah peristiwa terbentuknya pelangi. Pelangi biasanya muncul setelah hujan turun. Pelangi terdiri dari beberapa warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Sebenarnya warna-warna tersebut berasal dari satu warna saja yaitu warna putih dari cahaya matahari. Namun karena cahaya matahari tersebut dibiaskan oleh titik air hujan, akibatnya cahaya putih diuraikan menjadi beberapa macam warna, sehingga terjadilah warna-warna indah pelangi. Peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai warna disebut dispersi cahaya.

Cahaya putih dapat diuraikan menjadi berbagai macam warna sehingga cahaya putih disebut sinar polikromatik. Cahaya putih seperti cahaya matahari termasuk jenis cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang tersusun atas beberapa komponen warna. Cahaya putih tersusun atas spektrum-spektrum cahaya yang berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Sedangkan peristiwa perpaduan berbagai warna cahaya menjadi warna putih disebut spektrum cahaya. Spektrum warna yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik. Contoh lain dari peristiwa penguraian cahaya yaitu terjadinya  halo yang mengelilingi bulan atau matahari dan gelembung air sabun yang terkena cahaya matahari tampak memiliki beragam warna.

Daur Hidup Hewan kelas 4 SD

Posted on 00.51 In:

Daur hidup hewan

            Semua makhluk hidup pasti mengalami daur hidup. Daur hidup adalah suatu proses perubahan bentuk tubuh yang dialami makhluk hidup sepanjang hidupnya. Daur hidup hewan dimulai dari tahapan telur hingga dewasa. Setiap hewan memiliki tahapan daur hidup yang berbeda-beda. Berdasarkan perubahan bentuk tubuhnya, daur hidup hewan dibedakan menjadi dua yaitu daur hidup tanpa metamorfosis dan daur hidup dengan metamorfosis.

1. Daur hidup tanpa metamorfosis

Banyak hewan yang dalam daur hidupnya tidak mengalami metamorfosis. Contoh hewan tersebut antara lain ayam dan kucing.
a. Daur hidup ayam

Daur hidup ayam
Ayam merupakan salah satu jenis unggas yang dipelihara manusia. Ayam berkembang biak dengan cara bertelur. Jika dierami, telur-telur ayam bisa menetas mengeluarkan anak ayam. Anak ayam akan menetas dan berkembang menjadi ayam dewasa. Anak ayam yang baru menetasa memiliki bentuk kecil yang mirip dengan induknya. Sejak lahir hingga dewasa tubuh ayam tidak berubah bentuknya hanya ukuran tubuhnya saja yang semakin besar dan warna bulunya yang semakin jelas.

b. Daur hidup kucing

Daur hidup kucing
Kucing juga termasuk hewan yang daur hidupnya tidak mengalami metamorfosis. Kucing berkembang biak dengan cara beranak. Kucing dewasa mengalami masa mengandung selama tiga bulan, kemudian lahirlah anak kucing. Anak kucing umumnya memiliki rambut yang sama dengan induknya. Namun ada juga anak kucing yang memiliki rambut berbeda dengan induknya. Sejak lahir sampai dewasa, tubuh kucing tidak berubah bentuknya hanya mengalami pertumbuhan dan gerakannya yang semakin lincah. Selain ayam dan kucing, masih banyak hewan yang tidak mengalami metamorfosis diantaranya kadal, kanguru, burung, ikan dan lain-lain.

2. Daur hidup dengan metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan bentuk hewan secara bertahap setelah kelahiran atau penetasan hingga dewasa. Metamorfosis dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.

a. Metamorfosis Sempurna

Metamorfosis sempurna merupakan metamorfosis yang melewati 4 tahapan dimulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa).
-Telur adalah sesuatu yang dihasilkan oleh induk hewan untuk melanjutkan kelangsungan hidup populasinya.
-Larva adalah bentuk muda hewan yang perkembangbiakannya melalui metamorfosis yang dimulai setelah telur menetas.
-Pupa atau kepompong adalah tahap berpuasa antara larva dan dewasa.
-Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan yang sudah tumbuh dewasa tetapi ukurannya lebih kecil dan terdapat beberapa organ tubuh yang belum tumbuh.
-Imago adalah tahap akhir dari metamorfosis dimana dalam fase ini hewan tersebut telah memiliki alat reproduksi sempurna dan telah siap untuk melakukan proses perkawinan.
Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna yaitu kupu-kupu, katak, nyamuk, dan lalat.

1. Daur hidup kupu-kupu

Metamorfosis kupu-kupu
Kupu-kupu betina bertelur di permukaan daun. Kemudian telur menetas menjadi ulat atau larva. Makanan ulat adalah daun tumbuhan. Setelah mendapatkan cukup makanan, ulat tumbuh dan berkembang menjadi kepompong atau pupa. Akhirnya, kepompong yang telah cukup waktu berubah menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu dewasa akan bertelur, demikian seterusnya.
Urutan daur hidup kupu-kupu : telur - ulat/larva - kepompong - kupu muda - kupu dewasa.

2. Daur hidup katak

Metamorfosis katak
Metamorfosis katak dimulai dari perubahan larva (kecebong) menjadi dewasa. Daur hidup katak dimulai dari telur. Telur katak menetaskan berudu atau kecebong dalam air. Kecebong memiliki insang, mulut dan ekor sehingga dapat berenang dalam air. Kecebong akan tumbuh, selanjutnya bermetamorfosis. Metamorfosis dimulai dari perkembangan kaki belakang, kemudian kaki depan. Paru-paru berkembang kemudian kecebong mulai berenang di permukaan air untuk bernapas. Pada katak, ekor terserap oleh tubuh sebagai fase akhir dari metamorfosis.
Urutan daur hidup katak : telur - berudu/kecebong - katak berekor - katak muda - katak dewasa.

3. Daur hidup nyamuk 

Metamorfosis nyamuk
Nyamuk betina awalnya bertelur di air, kemudian telur menetas menjadi jentik-jentik atau larva tingkat I. Larva tingkat I akan tumbuh dan berkembang menjadi larva tingkat II atau pupa. Selanjutnya, dari pupa ini akan keluar nyamuk. Daur hidup nyamuk dari telur hingga menjadi pupa semuanya terjadi di air. Nyamuk mengalami tahap kepompong, sehingga nyamuk dikelompokkan dalam hewan yang mengalami metamorfosis
sempurna.
Urutan daur hidup nyamuk : telur - larva - pupa - nyamuk muda - nyamuk dewasa.

4. Daur hidup lalat 

Metamorfosis lalat
Lalat adalah hewan yang suka hidup di tempat yang kotor. Lalat berkembang biak dan mencari makan di tempat sampah, feses dan tempat-tempat kotor lainnya. Karena lalat merupakan serangga, maka lalat berkembang biak dengan cara bertelur. Seekor lalat akan meletakkan telurnya di tempat sampah, kotoran atau tempat yang memiliki sumber makanan. Telur lalat yang sudah menetas akan berubah menjadi larva atau belatung. Tempat yang paling disukai belatung adalah daging atau buah busuk. Belatung yang banyak menyimpan cadangan makanan akan tumbuh menjadi pupa dan memulai proses metamorfosis menjadi seekor lalat dewasa.
Urutan daur hidup lalat : telur - larva - pupa - lalat dewasa.

b. Metamorfosis Tidak Sempurna

Metamorfosis tidak sempurna merupakan metamorfosis yang melewati 3 tahapan, yaitu dari telur menjadi nimfa atau larva, kemudian menjadi hewan dewasa. Hewan yang mengalami metamorfasis tidak sempurna bentuk hewan muda mirip dengan induknya, tetapi ada bagian-bagian tubuh yang belum terbentuk, misalnya sayap. Metamorfosis tidak sempurna terjadi pada serangga seperti kecoa, capung, jangkrik, dan belalang.

1. Daur Hidup Kecoa

Metamorfosis kecoa
Daur hidup Kecoa atau lipas diawali ketika kecoa betina bertelur dalam jumlah banyak yang diletakkan di permukaan tanah atau pada tumpukan sampah. Telur menetas menjadi anak kecoa yang disebut nimfa. Nimfa adalah tahapan tubuh hewan muda. Nimfa pada kecoa memiliki bentuk tubuh mirip dengan induknya, tetapi ukuran nimfa lebih kecil dan belum bersayap. Nimfa tersebut kemudian menjadi kecoa dewasa. Karena tidak ada tahapan kepompong, maka daur hidup kecoa disebut mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Urutan daur hidup kecoa : telur - nimfa - kecoa muda - kecoa dewasa.

2. Daur hidup capung

Metamorfosis capung
Capung betina biasanya meletakkan telurnya pada tumbuhan yang hidup di air. Telur capung diselimuti dengan lendir. Telur tersebut akan berubah menjadi larva setelah dua hari sampai satu minggu. Larva kemudian menjadi nimfa yang hidup di air. Nimfa adalah salah satu predator yang memangsa anak ikan juga berudu. Setelah lepas dari fase nimfa, capung akan keluar dari kulit nimfa. Kemudian capung muda tersebut hidup di daratan menjadi hewan yang sempurna dan dewasa. Metamorfosis capung tidak melalui tahap kepompong, maka hewan ini dikategorikan mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Urutan daur hidup capung : telur - nimfa - capung muda - capung dewasa.


3. Daur hidup jangkrik

Metamorfosis jangkrik
Jangkrik betina biasanya meletakkan telurnya di dalam pasir. Telur jangkrik menetas berupa anak jangkrik atau nimfa. Pada fase ninfa terjadi pergantian kulit sebanyak 6-8 kali. Setelah ganti kulit yang terakhir, nimfa akan menjadi jangkrik dewasa. 
Urutan daur hidup jangkrik : telur - nimfa - jangrik dewasa.

4. Daur hidup belalang


Metamorfosis belalang

Proses bertelur pada belalang memakan waktu 3-4 hari hingga semua telur dikeluarkan. Biasanya belalang betina meletakkan telurnya pada tanah atau tumbuhan tertentu. Telur yang menetas kemudian menjadi nimfa yaitu belalang muda tak bersayap namun memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan induknya. Proses nimfa umumnya berlangsung selama 25-40 hari. Nimfa kemudian mengalami pergantian kulit terakhir sehingga menghasilkan belalang dewasa yang bersayap.
Urutan daur hidup belalang : telur - nimfa - belang muda - belalang dewasa.


http://www.juraganles.com/2016/11/daur-hidup-hewan-metamorfosis-sempurna-dan-tidak-sempurna.html



SISTEM PANCA INDERA DAN CARA MERAWATNYA


Jumlah Sistem Panca Indera Manusia adalah 5 yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri, yaitu mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, lidah untuk merasa, hidung untuk membau, dan kulit untuk meraba.
Jenis dan kegunaan alat indera manusia adalah:
1.   Mata (indera penglihat)
Bagian-bagian mata dan fungsinya:
a.   Bagian luar mata meliputi
·       Alis mata: untuk mencegah masuknya kotoran (keringat) ke mata
·       Kelopak mata: berguna untuk menutup bola mata
·     Kelenjar mata: berguna menghasilkan air mata yang berguna membasahi kornea, melindungi mata dari kuman
·    Bulu mata: berguna untuk mengurangi cahaya masuk ke mata dan mencegah kotoran masuk ke mata
b.   Bagian dalam mata, meliputi:
·   Lapisan sclera, yaitu lapisan terluar berwarna putih, dan bagian depan berwarna bening yang bernama kornea (bagian mata yang biasa didonorkan). Kornea berguna menerima rangsang cahaya dan meneruskan ke bagian mata dalam.
·   Lapisan koroid, yaitu lapisan tengah mata yang dibagian depan membentuk iris (selaput pelangi) berguna untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata.
Iris menentukan warna mata dan di tengah terdapat anak mata (pupil) yang berguna sebagai tempat lewatnya cahaya menuju retina.
·   Retina (selaput jala): pada retina terdapat bintik kuning (fovea) yang peka cahaya, dan bintik buta yang tidak peka cahaya dan sebagai tempat keluar saraf mata ke otak.
·     Lensa mata: berguna untuk meneruskan dan mengumpulkan cahaya atau bayangan agar tepat jatuh di retina. Kemampuan lensa mata untuk mencembung atau memipih disebut daya akomodasi.
·       Otot mata: berguna untuk menambatkan dan menggerakkan bola mata.
·       Saraf mata: berguna untuk meneruskan rangsang cahaya ke otak.
·       Cairan bola mata: berguna untuk memberi bentuk pada mata.


Penyakit atau kelainan mata, misalnya:
1.   Rabun jauh (miopi): Kelainan mata yang tidak dapat melihat benda yang jauh. Penderita ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa cekung (-).
2.   Rabun dekat (hipermetropi): kelainan mata tidak dapat melihat benda yang dekat. Penderita dapat ditolong dengan kacamata berlensa cembung (+)
3.   Rabuntua (Presbiopi): cacad mata karena lemahnya daya akomodasi sehingga tidak dapat melihat benda terlalu jauh atau dekat. Dapat ditolong dengan kacamata berlensa rangkap (Lensa positif dan lensa negative).
4.   Rabun senja (Hemerolopi): penderita tidak dapat melihat benda dengan jelas di senja hari. Hal ini akibat kekurangan vitamin A.
5.   Buta warna: cacat mata yang tidak bisa membedakan warna (merah, kuning, hijau, dan biru) dan bersifat menurun.
Cara mencegah terjadinya penyakit / kelainan mata antara lain:
1.     Banyak makanan yang mengandung vitamin A
2.     Menjaga kebersihan mata
3.     Membiasakan membaca / menulis pada jarak 30 cm dengan penerangan cukup.
4.     Hindari membaca / melihat / menulis sambil tiduran.
5.     Segera periksa ke dokter mata bila ada kelainan pada mata.
2.   Telinga (Indera Pendengar)
Telinga manusia terdiri atas 3 bagian, yaitu:
a.   Telinga bagian luar, meliputi
·       Daun telinga untuk menangkap suara dari luar
·       Lubang telinga untuk jalannya suara masuk ke gendang telinga
b.   Telinga bagian tengah, meliputi
·       Selaput pendengaran (gendang telinga), 3 tulang pendengaran (tulang martil, tulang landasan dan sanggurdi) yang berguna untuk menerima suara yang diangkat dari telinga luar, serta saluran eustochius yang berguna untuk menyeimbangkan tekanan udara antara telinga luar dengan telinga tengah.
c.   Telinga bagian dalam, meliputi
·       Tiga saluran setengah lingkaran, rumah siput, sakulus dan utrikulus, serta saraf pendengar. Pada rumah siput (koklea) terdapat saraf pendengaran dan alat keseimbangan tubuh.
Kelainan/penyakit pada telinga, antara lain:
1.   Tuli, yaitu ketidakmampuan telinga untuk mendengar bunyi karena rusaknya gendang telinga, tersumbatnya lubang telinga, rusaknya saraf pendengaran.
2.   Congek, yaitu keluarnya bau busuk dari telinga akibat radang telinga bagian dalam
3.   Bisul, yaitu luka di dalam telinga akibat infeksi
Cara memelihara telinga, yaitu:
1.   Menjaga kebersihan telinga
2.   Hindari bunyi telalu keras/bising
3.   Jika telinga sering berdenging, periksa ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan) mungkin itu awal gejala penyakit tuli.
3.   Lidah (Indera Pengecap)
Bagian lidah yang peka terhadap rasa adalah ujung, tepi, dan pangkal lidah.
·       Permukaan lidah kasar karena mengandung bintil-bintil syarat pengecap (Papila) yang berguna untuk mengecap rasa. Rasa manis pada ujung lidah, rasa pahit pada pangkal lidah, dan rasa asin/asam pada tepi kanan/kiri lidah. Selain sebagai alat pengecap lidah juga untuk alat berbicara dan membantu mengatur letak makanan.
·       Gangguan pada lidah, misalnya infeksi dan sariawan akibat kurang vitamin C.
·       Cara memelihara lidah antara lain:
1.   Hindari makan / minum yang terlalu panas / dingin karena merusak bintil pengecap.
2.   Sikatlah lidah bersama dengan sikat gigi.
3.   Banyak makan-makanan yang mengandung vitamin C.
4.   Hidung (Indera Pembau)
·       Hidung terdiri atas lubang hidung dan rongga hidung.
·       Rongga hidung terdapat selaput lender (membrane mucus) dan bulu hidung (silia) yang berguna menyaring kotoran yang masuk ke hidung.
·       Rongga hidung bagian atas terdapat ujung-ujung saraf pembau (sel reseptor) yang berguna meneruskan bau ke otak.
·       Ada 5 jenis bau yang dapat kita terima yaitu: bau harum, agak tajam, agak asam, busuk, dan bau sempik/membius.
·       Kelainan/penyakit pada hidung, antara lain:
1.   Pilek (tersumbatnya saluran pernafasan)
2.   Polip (daging tumbuh di dalam rongga hidung)
3.   Nosmia (ketidakmampuan indera pembau untuk mencium bau)
4.   Selesma dan rusaknya saraf pembau akibat cidera kepala
5.   Kulit (Indera Peraba)
Fungsi kulit adalah:
1.     Indera perasa dan peraba
2.     Pelindung tubuh
3.     Pengatur suhu tubuh dan tempat pertumbuhan rambut
4.     Mengeluarkan zat-zat sisa
5.     Penyimpan lemak berlebihan
6.     Produsen vitamin D
Lapisan kulit terdiri atas:
1.     Lapisan epidermis (lapisan terluar), meliputi:
·   Kulit ari: berguna untuk mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah menguapnya air dari tubuh.
·   Lapisan Malpighi yang terusun atas sel-sel yang membelah diri
2.     Lapisan dermis, meliputi:
·   Kelenjar keringat, kelenjar minyak, akar rambut, pembuluh darah, saraf, dan reseptor indera peraba
Kelainan / penyakit kulit antara lain:
·       Jerawat, panu, kadas, bisul, dan kanker kulit
Cara merawat kulit adalah:
1.   Jagalah kebersihan kulit
2.   Hindari cahaya yang panas (sinar matahari terik)
3.   Makan-makanan yang banyak mengandung vitamin E
4.   Perbanyak mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan
                                                                                                                         

 http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com/2013/06/sistem-panca-indera-manusia-dan-cara.html

  Pengertian Keliling dan Luas Bangun Datar
1.      Keliling bangun datar adalah jumlah keseluruhan sisi yang dimiliki oleh suatu bangun datar.
2.      Luas bangun datar adalah banyaknya persegi dengan sisi satu satuan panjang yang menutupi seluruh bangun datar tersebut.
Satuan-satuan yang biasanya digunakan adalah :
Satuan Panjang: kilometer (km), hektometer (hm), Decameter (dam), meter (m), desimeter (dm), centimeter (cm), Milimeter (mm) dll } dan Satuan Luas :{ kilometer persegi (km2), hektometer persegi (hm2/ hektar), meter persegi (m2), dll }.
Satuan Panjang biasa digunakan untuk panjang sisi-sisi bangun datar dan keliling bangun datar. Sedangkan Satuan Luas digunakan untuk luas bangun datar.
B.     Keliling dan Luas Bangun Datar Belah Ketupat
Belah ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang sama panjang, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya. Belah ketupat dapat dibangun dari dua buah segitiga sama kaki identik yang simetri pada alas-alasnya.
1.      Keliling Belah Ketupat
Keliling belah ketupat = 4 x S
Atau Keliling belah ketupat = AB + BC + CD + DA

  
Contoh soal:
a)      Panjang sisi belah ketupat adalah 5 cm, berapakah kelilingnya ?
 Jawab :
 Keliling = 4 x sisi
        = 4 x 5 cm
        = 20 cm
 Jadi keliling belah ketupat tersebut adalah 20 cm.
2.      Luas Belah Ketupat
Luas belah ketupat = 1/2 x d1 x d2
Atau
Luas belah ketupat = 1/2 x AC x BD
 
Contoh soal:
a)      Suatu bangun belah ketupat mempunyai panjang diagonal AC = 7cm, dan panjang diagonal BD = 6 cm, berapa luas belah ketupat tersebut ?
 Jawab :
 Panjang AC = 7 cm
 Panjang BD = 6 cm
 Luas = 1/2 x AC x BD
          = 1/2 x 7 cm x 6 cm = 21 cm2
 Jadi luas bangun belah ketupat adalah 21 cm2.
b)      Luas belah ketupat 20 cm2, panjang salah satu diagonalnya 8 cm, berapa panjang diagonal yang lain ?
Jawab :
Luas belah ketupat = 1/2 x diagonal 1 x diagonal 2
20 cm2 = 1/2 x 8 x diagonal 2
20 cm2 = 4 x diagonal 2
diagonal 2 = 5 cm
                         Jadi panjang diagonal yang lain adalah 5 cm.
C.    Keliling dan Luas Bangun Layang-Layang
Layang-layang adalah salah satu bentuk dari bangun datar. Dimana layang-layang itu adalah bangun dua dimensi segi empat yang mempunyai dua pasang rusuk yang sama panjang, dan memiliki dua buah pasang sudut yang bukan siku-siku yang mana sudut yang sama besar saling berhadapan.

Definisi lain dari layang-layang adalah bangun dua dimensi yang dibentuk oleh dua segitiga sama kaki yang mempunyai panjang alas yang sama dan memiliki tinggi yang berbeda.


1.      Keliling Layang-Layang
Keliling layang-layang = AB + BC + CD + DA
Atau Keliling layang-layang = 2 AB + 2 BC

Contoh soal:
Sebuah bangun layang-layang dengan panjang AB dan BC masing-masing adalah 8 cm. dan panjang CD dan AD masing-maisng adalah 3 cm. Hitunglah keliling layang-layang tersebut!

Jawab:
Keliling layang-layang= AB+BC+CD+AD
      = 8+8+3+3
      = 22 cm
Jadi keliling layang-layang tersebut adalah 22 cm
2.      Luas Layang-Layang
Luas layang-layang = 1/2 x d1 x d2
Atau
Luas layang-layang = 1/2 x AC x BD
Contoh soal:
a)         Panjang suatu diagonal layang-layang adalah 15 cm dengan luas 45 cm2. Berapakah panjang diagonal layang-layang yang satunya?
Jawab:  :
Luas = 1/2
 x diagonal 1 x diagonal 2
45 cm2 = 1/2  x 15 cmx diagonal 2
Diagonal2 = 2 x45  = 90= 4 cm
                        15        1
Jadi panjang diagonal yang lain bangun layang-layang tersebut adalah 4 cm.
b)        Panjang diagonal layang-layang adalah 10 cm dan 15 cm
Hitunglah luas layang-layang!
Jawab:
Luas = ½ x diagonal 1 x diagonal 2
         = ½ x AC x BD
         = ½ x 10 x 15    
        = ½ x 150
        = 75 cm²
Jadi luas layang –layang tersebut adalah 75 cm2.
D.    Keliling dan Luas Trapesium
Trapesium, yaitu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar.
Jenis – jenis trapesium yaitu : trapesium samakaki, trapesium siku – siku, dan trapesium sembarang.
1.      Keliling Trapesium sama prinsipnya seperti mencari keliling segiempat yang lain, yaitu dengan menjumlahkan semua panjang sisi-sisinya sehingga keliling trapesium ABCD  = AB + BC + CD + DA
Contoh soal :
                   
                                                    12 cm
                         15 cm                      B


Pada trapesium ABCD di atas diketahui panjang AB = 15 cm,  BC=12 cm dan CD = 6 cm. Hitunglah kelilingnya.
 Jawab:
Keliling trapesium = AB+BC+CD+AD
 = 15 cm+ 12 cm+ 6 cm+ 12 cm
 = 45 cm
            Jadi keliling trapesium tersebut adalah 45 cm
2.      Luas trapesium
Luas trapesium =  ½ x  (a + b) x t
a dan b = panjang sisi sejajar pada trapesium
          t = tinggi trapesium
Contoh soal :
Tentukan luas trapesium ABCD jika CD= 6 cm, AB= 12cm, dan DE= 8 cm.
           
               
                       
Jawab :
  Luas Trapesium =  1/2 x (AB + CD) x DE
                     =  1/2 x (12 + 6 ) x 8
                     = 1/2 x 18 x 8
                     = 72 cm2
Jadi luas trapesium tersebut adalah 72 cm2
E.     Keliling dan Luas Lingkaran
Lingkaran adalah himpunan semua titik pada bidang dalam jarak tertentu, yang disebut jari-jari, dari suatu titik tertentu, yang disebut pusat. Lingkaran adalah contoh dari kurva tertutup sederhana membagi bidang menjadi bagian dalam dan bagian luar.
1.      Keliling lingkaran
Keliling lingkaran adalah panjang lintasan yang ditempuh sepanjang lingkaran dari suatu titik A dan kembali ke titik A lagi.
K = 2πr
Contoh soal :
a.       Hitung keliling lingkaran jika jari-jarinya 21 cm !
Penyelesaian :
K = 2πr
K = 2 x 22/7 x 21
K = 132 cm
Jadi keliling lingkaran tersebut adalah 132 cm
b.      Sebuah roda sepeda motor mempunyai jari – jari 28 cm.
Hitung keliling roda tersebut dan berapa jarak lintasan yang ditempuh jika roda berputar sebanyak 100 kali ?
Penyelesaian :
K = 2πr
K = 2 x 22/7 x 28
K = 176 cm
Jarak lintasan yang ditempuh sepeda motor adalah 176 cm x 100 = 17.600 cm = 17,6 m
2.      Luas lingkaran
Luang lingkaran adalah luas daerah yang dibatasi atau dikelilingi oleh kurva yang berbentuk lingkaran.
L = πr2
Luas lingkaran dapat dihitung dengan memotong-motongnya sebagai elemen-elemen dari suatu juring untuk kemudian disusun ulang menjadi sebuah persegi panjang yang luasnya dapat dengan mudah dihitung. Dalam gambar r berarti sama dengan R yaitu jari-jari lingkaran.
Contoh soal :
a.       Hitunglah luas lingkaran dengan jari-jari 49 cm!
Penyelesaian :
L = πr2
L =  x 49 x 49
L = 7.546 cm2
Jadi luas lingkaran tersebut adalah 7.546 cm2
b.      Bearapa luas setengah lingkaran seperti pada gambar :




 d = 16 cm
Jawab :
Luas  lingkaran penuh =  πr2
 Luas  1/2 lingkaran =  1/2 πr2
 r = d/2 = 16/2 = 8 cm
Luas   1/2 lingkaran  =  1/2 x 3,14 x 82 cm = 100,48 
 
 
 
 http://miamulyati20138310881.blogspot.co.id/2015/09/kelilig-dan-luas-bangun-datar.html